MAJALAHCEO.COM,BANDUNG, - Pepatah mengatakan, "Dibalik Seorang Juara Di Situ Ada Peran Guru, Pelatih Yang Mumpuni", kira kira seperti itu. Kalimat tersebut tentunya sangat berkaitan erat proses seorang atlet yang sukses menjadi juara. Disinilah keberadaan dan peranan seorang guru maupun pelatih, begitu penting bagi seorang atlet atau anak didiknya.
Kita mungkin sudah pernah mendengar, melihat, bahkan bisa jadi kita sendiri yang melakoni sebagai guru atau pelatih. Menjadi guru atau pelatih tidaklah mudah, dikarenakan harus mempunyai keahlian dan keterampilan khusus. Dikarenakan pelatih dan guru disini tidak hanya terpaku pada pola pelatihan yang bersifat fisik maupun teknik saja, melainkan ada beberapa faktor yang harus dimiliki oleh seorang pelatih, antara lain seorang pelatih harus menguasai materi yang diajarkan, kreatif, cerdas, berdedikasi, berwawasan luas dan berakhlak baik sebagai panutan.
Dari pernyataan diatas, dibenarkan oleh petarung kebanggaan Kopasgat Angkatan Udara, Serda Rachmad Rizal Ghozali yang baru-baru ini berhasil meraih Juara Nasional dalam Kejuaraan Assosiasi Seni Tradisi Indonesia (ASTA) yang memperebutkan Piala dan Medali Komandan Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura.
"Memang benar sekali, keberhasilan seorang atlet, tidak terlepas dari seorang guru/pelatih yang mengajarkannya. Saya merasakan itu semua, mulai dari cara melatih, membimbing, membina dan mengarahkan. Pelatih tidak hanya memberikan materi-materi yang bersifat teknik dan fisik saja pada saat latihan. Akan tetapi, menggembleng mental, moral dan akhlak yang baik itu yang lebih utama. Mengapa demikian ? Karena tidak ada seorang atlit akan meraih kesuksesan tanpa dibarengi dengan mental, moral dan akhlak yang baik. Bila hal itu tidak diindahkan, sudah barang tentu kehancuran yang didapat. Saya ingat terus dengan pesan dan kata-kata bijak pelatih. Saya bisa seperti sekarang ini karena usaha dan do'a, restu orang tua, serta campur tangan pelatih", tegas Ghozali disela-sela waktu istirahat sambil menunggu jadwal bertanding.
Izal panggilan akrabnya, mulai belajar beladiri Muaythai sejak duduk di bangku SMP di Timika, Papua. Dikarenakan kedua orang tuanya tinggal di Timika. Dia bergabung dengan Camp Goldy Heart dibawah asuhan Pelatih Jones Ayorbaba, S.E. yang beralamatkan di Jalan Baru, Lorong Muaythai, Timika.
Setelah melalui proses panjang , berliku dan jatuh bangun, Ghozali tetap pada pendirian yang kokoh ingin menjadi atlet yang mampu menoreh prestasi gemilang dan sukses di masa depan. Semua menu latihan yang diberikan pelatih dilahapnya habis, tanpa mengeluh rasa capek, lelah, sakit dan berat. Semua dilalui dengan senang hati. Karena dia ingin merubah nasib kehidupannya menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi sesama.
Setelah bertahun-tahun berlatih dengan tempaan yang keras, akhirnya mulailah dia dapat memetik hasilnya. Dari tangan dingin pelatih kakak-beradik kenamaan Jones Ayorbaba, dan Donny Ayorbaba, dan Master MMA Indonesia Aji Susilo pemilik BFC (Bogor Fighting Club), prestasi Izal terlihat meningkat pesat. Dia sering mengikuti berbagai pertandingan dan kejuaraan, baik lokal maupun nasional. Pada saat di Timika, Izal juga bergabung dan berlatih tinju di Sasana Dirgantara Lanud Yohanes Kapiauw Timika, Papua, bersama pelatih Kapten Sus Eko Purwanto seorang perwira TNI AU yang juga pendiri Sasana Tinju Dirgantara Lanud Timika. Dari situlah hobby dan bakatnya dibidang beladiri mulai nampak. Izal termasuk atlet yang bernasib baik dan beruntung. Pasalnya, dengan prestasi yang dia miliki, Izal dapat diterima menjadi Bintara TNI AU dengan pangkat Sersan Dua. Dan saat ini dia bertugas di Satuan Bravo '90 Kopasgat, yang bermarkas di Rumpin, Bogor, Jawa Barat.
Saat ini Izal berlatih di BFC ( Bogor Fighting Club). Dibawah asuhan Master MMA Aji Susilo.
#Yatiman***
FOLLOW THE Majalah CEO AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Majalah CEO on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram