Selasa, 08 November 2022

Antisipasi Paham Radikalisme, Polres Sukoharjo Gelar Dialog Kebangsaan “Penguatan Ideologi Pancasila dan Kontra Radikalisasi

Antisipasi Paham Radikalisme, Polres Sukoharjo Gelar Dialog Kebangsaan “Penguatan Ideologi Pancasila dan Kontra Radikalisasi


MAJALAHCEO.COM,SUKOHARJO----Tantangan menghadapi intoleransi, radikalisme dan terorisme dari tahun ke tahun kian meningkat. Hal ini seiring dengan kemajuan teknologi, informasi digital dan meluasnya pengguna media sosial.


Sebagai upaya mengantisipasi paham radikalisme, Polres Sukoharjo menggelar Dialog Kebangsaan yang mengusung tema “Penguatan Ideologi Pancasila dan Kontra Radikalisasi di salah satu hotel di kawasan Solobaru, Selasa (8/11/2022).


Dalam kegiatan tersebut hadir sebagai pemateri Dr. Amir Machmud (Akademisi dan Direktur AMC), Ali Fauzi (Direktur Yayasan Lingkar Perdamaian), AKBP Maulud S.Ag (Kasubdit Polmas Binmas Polda Jateng), Prof Dr Irfan Idris (Direktur Deradikalisasi Deputi l BNPT), Letkol Czi Slamet Riyadi (Dandim 0726 Sukoharjo), Muh Mu’Allim M.Pd.I (Kepala Kementerian Agama Kabupaten Sukoharjo), dan Ahmad Hafidz M.Ag (Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta. Selain itu juga menghadirkan eks napiter, salah satunya yakni Roki Apris Dianto alias Atok.



“Ini bagian upaya kita untuk melawan berbagai ideologi-ideologi yang dapat mengancam atau berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa, konflik sosial masyarakat atau golongan,” kata Kapolres.


Sehingga ia berharap, dengan kegiatan ini, maka dapat menjadi pondasi yang kokoh untuk menangkal radikalisme.


“Ini kegiatan yang sangat baik, dan sangat urgent. Karena kita tahu sendiri, generasi muda saat ini mulai luntur akan penanaman nilai-nilai pancasila,” ucap Dandim 0726/ Sukoharjo Letkol Czi Slamet Riyadi.


Hal tersebut diketahui Dandim ketika menggelar acara serupa dengan sasaran anak muda.


“Beberapa kali kita mengadakan kegiatan tentang wawasan kebangsaan pada anak muda, mereka hafal saja tidak, dan ini takutnya nanti dengan mudah disusupi paham-paham radikal. Sehingga dengn kegiatan ini sebagai upaya cegah tangkal supaya kita bisa mencarikan solusinya,” tandas Dandim.


Sementara itu, Atok sebagai tim dakwah dari Yayasan De Bintal yang didirikan oleh Densus 88, menyampaikan, saat ini tim dakwah memiliki program-program yaitu melakukan deradikalisasi dan kontra radikalisasi ke lapas-lapas seluruh Indonesia.


Dia mengaku, sekarang ini aktif mendatangi Lembaga Permasyarakatan (LP) Klaten. Sebab di LP tersebut terdapat tiga eks napiter dan dari khilafatul muslimin.


“Yang kita lakukan ceramah-ceramah, pembinaan kita meliputi berbagai segi, ada dari sisi ekonomi,” ucap pria yang baru keluar tahanan satu tahun lalu tersebut.


Selain melakukan program deradikalisasi, Yayasan De Bintal juga membangun  unit usaha yang berspesialisasi pada pengelolaan telur puyuh, pemotongan ayam, dan sablon.


“Saya awalnya dari kasus jalen janto, saya megang tiket. Kemudian saya gabung di tim Sigit Qordowi yang disini meninggal tembak-tembakan,” ungkapnya.


Dari situ ia dijatuhi hukuman 15 tahun kurungan. Namun di tahun 2012, ia justru kabur dari tahanan.


“Sebenarnya awalnya hukuman saya enam tahun, karena kabur dan ditengah kabur itu saya membikin bom dan ditambahi sembilan tahun,” tandasnya.



(Jun/Sumber Humas Polres Sukoharjo)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved