Sabtu, 02 Desember 2023

Politik yang Beretika dan Berpolitik Ekstrim

Politik yang Beretika dan Berpolitik Ekstrim

( AMOS CADU H., SH.,MH) SEKJEN Lembaga Pengawas Reformasi Indonesia (LPRI).





 Politik diartikan suatu cara untuk memperoleh kekuasaan. Kita sedang menikmati suatu pertarungan Politik Menuju Pemilihan Presiden Tahun 2024. Kita sedang melihat Tiga Capres dan tiga Cawapres yg berkompetisi. 


 Berbicara Tentang Capres tidak ada yg  Ekstrim karena jauh sebelum perhelatan   mereka sdh dibicarakan dan sudah menyatakan diri secara terbuka akan maju pada Pilres.  Tiga Capres tersebut kapasitas dan kapabilitas tak diragukan.


 Saya kira kita sepakat mereka bisa hanya arah kebijakan nya saja nanti. Saya merasa juga mereka berpolitik beretika. Walaupun banyak isu2 yg menyerang mereka itu hanya bumbu2 Politik tergantung konsumsi masyarakat. 


Tergantung Yang Maha Kuasa menentukan pilihannya. Yang Ekstrim adalah Cawapres masing2 . Cawapres Muhaimin Iskandar Sebenarnya merapat ke Prabowo bahkan sdh ada kesepakatan untuk jadi Cawapres. Ekstrimnya adalah berubah menjadi Cawapres Anis yang sebelumnya sdh sepakat dengan AHY Demokrat. Ekstrimnya adalah maju cawapres menyingkirkan yg lain. Ada juga ekstrim karena Anis di dukung oleh PKS yang selama ini tidak sepaham dgn PKB yg dari NU. Tiba2 pada Pilpres jadi bersatu.   


Cawapres Nomor Dua Gibran Lebih Ekstrim lagi. Oleh sebagian masyarakat menilai bahwa Gibran maju melalui jalur yang merusak demokrasi  dgn melawan etika dan imbasnya bapaknya Jokowi. Bagi akademisi dan berpendidikan menilai ini tidak wajar namun sebagian menilai ini wajar karena berpolitik sah2 saja dengan cara apapun asalkan tidak melanggar hukum. 


Gibran maju tdk melanggar hukum karena putusan MK  sah dan Final. Hanya padanya melanggar etika MK. Itulah Politik ekstrim diluar dugaan banyak orang dan kita Angkat Topi. Tergantung penilaian masyarakat. Cawapres No. 3 Mahfud MD.


 Lebih Ekstrim lagi membongkar berbagai kasus membuat pelaku penjahat menjadi ketar ketir. Perjuangan menjadi Cawapres oleh Mahfud sdh lama. Semuanya tentunya  mempunyai cara2 tersendiri. Untuk mencapai kekuasaan. Jadi menurut saya Tergantung pilihan Masyarakat mana yg paling pantas memimpin Indonesia di masa 2024 dan 2029. Bagi LPRI tidak ada arahan yang jelas sesuai dengan komitmen bagi Pendiri LPRI memperjuangkan Reformasi. Apa itu Reformasi yaitu membasmi Kolusi Korupsi dan Nepotisme ( KKN). Pilihlah yang terbaik dari yang terbaik. Pilihlah untuk mencegah orang jahat berkuasa. AMOS CADU HINA. SH.MH. ( SEKJEN LPRI. ADVOKAT)


Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved