Kamis, 07 Maret 2024

Fashion Season 2024/2025, Label JYK Kenalkan Ulos

Fashion Season 2024/2025, Label JYK Kenalkan Ulos



Jakarta -- Untuk ketiga kalinya, JYK Label mempersembahkan koleksi di Milan melalui Emerging Talent Fashion Show selama Milan Fashion Week yang dihelat pada 24 Februari 2024, pukul 19.00  waktu Itali dan berlokasi di Palazzo Bocconi, Corso Venezia 48, Milan, Italy.


Pada 2021, Koleksi JYK yang menampilkan Batik sukses menyita perhatian berbagai media dan komunitas di Italia. Pada tahun 2022, JYK bahkan mendapat penghargaan 'The Genius  of Versace'.


Kali ini, designer Jenny Yohana Kansil melalui label JYK sekali lagi menampilkan dan  mengeksplorasi kekayaan tekstil Nusantara dengan mendalami Ulos Batak dari Sumatera  Utara.


Jenny Yohana Kansil percaya, 'Dunia perlu tahu bahwa kain tradisional Indonesia tidak hanya  terbatas pada batik saja, namun juga mencakup berbagai jenis, salah satunya adalah kain tenun seperti Ulos.'


JYK memilih fashion season 2024/2025 menjadi momen yang tepat untuk memperkenalkan Ulos.


Melalui koleksi ini, JYK bertujuan untuk menyampaikan filosofi Ulos sebagai simbol selimut,  melambangkan perlindungan dari hawa dingin yang menyerang saat musim gugur dan musim dingin. Dengan demikian, koleksi ini tidak hanya menghadirkan keindahan estetis tetapi juga membawa makna mendalam dalam melestarikan dan memelihara warisan budaya Indonesia.”


“Beberapa nilai penting yang ingin disampaikan JYK Label melalui tema ‘Dalihan Na Tolu’ adalah keseimbangan, rasa hormat, dan pemberdayaan perempuan sebagai landasan stabilitas hubungan masyarakat.Filosofi Dalihan na Tolu yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Batak, suku asli Sumatera Utara, menandakan bahwa Dalihan adalah tempat bertemu, sedangkan Na Tolu 

melambangkan tiga penyangga pokok. Dalihan Na Tolu menggambarkan kesatuan dalam hubungan kekeluargaan dalam budaya Batak.Ketiga unsur tersebut adalah dongan sabutuha (saudara kandung), hula-hula (keluarga pihak ibu), dan boru (anak perempuan). Filosofi ini telah dijunjung dan diamalkan sejak dahulu kala, dimana dengan menganut budaya Dalihan na Tolu, masyarakat Batak dapat hidup dengan marsipasangapan (saling menghormati), sehingga suku Batak dikenal dengan ikatan kekerabatan yang kuat.Kebudayaan Batak sangat menjunjung tinggi nilai seorang perempuan berdasarkan filosofi Dalihan na Tolu, karena perempuan dianggap sebagai sumber garis keturunan dan keberkahan dalam keluarga. Lambang Dalihan Na Tolu berbentuk segitiga yang kemudian digunakan oleh Label JYK sebagai siluet dan konstruksi pada koleksi ini.


Kali ini, JYK mempersembahkan 4 tampilan busana pria dan 6 tampilan busana wanita.”

“JYK menggunakan warna hitam sebagai simbol stabilitas, ornamen emas sebagai simbol kejayaan dan kemenangan, merah sebagai simbol kepercayaan diri, dan putih sebagai simbol kebebasan dan keterbukaan dalam arti tulus dan tanpa hiasan.Ia menambahkan bahwa bahan yang digunakan dalam koleksi ini dipilih untuk menciptakan 

kesan stabilitas dan kekuatan, termasuk bahan seperti mikado, wol, suiting, sutra charmeuse, dan taffeta, diimbangi dengan organza dan kain lembut seperti sifon dan sutra charmeuse.


Pada koleksi terbarunya ini, JYK memadukan unsur budaya tradisional Batak dengan gaya 

arsitektur Italia, khususnya gaya Gotik dengan ciri geometris dan jendela besar, serta gaya baroque Italia yang dramatis.


Hal ini merupakan bagian integral dari identitas JYK Label yang saya sebut dengan 'Akin', artinya selalu mengambil inspirasi dari akar budaya sang desainer, yang juga memiliki warisan Batak dan memperoleh pengalaman selama belajar fashion di Istituto di Moda Burgo di Milan, Italia. Arsitektur menjadi salah satu benang merah yang menghubungkan budaya Batak dan Italia. 


"Meski asal usul budayanya berbeda, arsitektur Batak dan gaya Gotik memiliki kesamaan, terutama dengan adanya Gorga dan Gargoyle, yang menjadi ciri khas arsitektur Gotik dan didirikan untuk perlindungan,” jelas Jenny.


Pada suatu saat, JYK berkesempatan mengunjungi basilika yang sangat khusus, gereja ikonik Sant'Antonio, di kota Padua (Padova), di mana Sant'Antonio memiliki gaya Gotik pada eksteriornya dan dekorasi bergaya baroque pada bagian luar interiornya, terutama pada kapel relik.

Karakter 'bidang kiri' pada label JYK pada koleksi ini terinspirasi dari gereja Sant' Antonio yang memiliki gaya Gotik yang sangat geometris dengan jendela-jendela besar di bagian luarnya, namun ketika memasuki gereja, seseorang disuguhkan dengan suasana yang sungguh-sungguh. gaya yang berbeda. Interior katedral Sant’Antonio terasa sangat dramatis, megah, elegan, dan kaya akan detail berlebihan.


DNA JYK yang berani juga tercermin dalam koleksi ini, dengan siluet geometris yang terinspirasi oleh filosofi Dalihan Na Tolu dan arsitektur Gotik, dipadukan dengan keberanian draping yang tebal serta detail dan penerapan yang mencolok di setiap tampilannya, menciptakan kesan 

teatrikal barok yang mewah dan dramatis. JYK mendobrak tradisi Ulos dengan memodernisasikannya namun tetap menjadi pusat dari setiap penampilan.


“Saat membuat koleksi 'Dalihan Na Tolu' ini, saya kini lebih memperhatikan budaya ibu Batak saya yang sangat saya banggakan. Saya telah menemukan filosofi mendalam masyarakat Batak yang secara sempurna mewakili kisah.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved