_Ilmu hikmah_
Wayan Supadno
Kisah nyata di bawah ini, bisa dianalisa dan disimpulkan. Bahwa berkat " mental inovatif " usahanya makin kompetitif. Tanpa banyak teoritis. Praktis mudah diambil ilmu hikmahnya dan dikembangkan pada diri kawula muda.
Buah naga. Di kampung kelahiran saya Curah Jati Banyuwangi. Kebun buah naga milik masyarakat 300 an hektar. Sejak 12 tahun silam dikembangkan sebagai solusi agar makin sejahtera dan madani.
Puluhan sarjana bersama ratusan orang bertani buah naga inovatif membentuk paguyuban. Solid punya peduli sosial kemanusiaan dana iuran, untuk membantu kesulitan dan lainnya. Inovatif dengan lampu listrik.
Kalau malam terang benderang bagai mall di kota. Agar terus berbuah tanpa kenal musim. Sehingga saat harga buah naga mahal tetap bisa panen. Lazimnya 45 ton/ha/tahun, harga rerata Rp 10.000/kg, setara Rp 450 juta/ha/tahun (omzet).
Tepung ikan. Di Muncar Banyuwangi. Sahabat saya dulunya melihat banyak ikan laut afkir tidak memenuhi spesifikasi untuk dimasukkan kaleng (sarden) apalagi dibekukan. Dikembangkan pabrik tepung ikan.
Prinsipnya, hidupnya harus bermanfaat bagi masyarakat. Harus nol limbah. Selain tepung, juga menghasilkan minyak ikan. Keduanya " marketable " mudah dipasarkan berapapun jumlahnya. Limbah harus nol.
Senang sekali saya melihat langsung ratusan masyarakat dulu menganggur jadi produktif. Karena ide gagasan bisnisnya. Lalu investasi kapital plus hilirisasi invensi agar jadi inovasi membumi.
Sibuk semua. Beragam kegiatan produktif. Tiada yang suka berdebat wacana, apalagi hingga menyakiti hati pihak lain. Karena dibumbui kalimat agar terkesan paling suci dan paling pintar saja dari orang lain. Ehm !
Adanya pada semua pekerja tersebut berbuat yang bermanfaat. Adanya berusaha berbuat yang baik saja. Seakan menjabarkan petuah bijak KH Ahmad Dahlan ; " Perbuatan baik adalah cara khotbah terbaik ". Perbuatan baik adalah sedekah. Perbuatan baik tiada sia - sia.
Konkretnya, ada yang sedang mencari ikan afkir tidak laku di pasar dari pada jadi mubazir tiada guna bahkan jadi sumber masalah. Ada yang sibuk proses produksi dan ada yang uji mutu kadar proteinnya.
Ada pula yang sibuk di administrasi dan kesibukan lainnya. Semua berkarya nyata saling berinteraksi produktif kepada sesama terdekatnya. Bukan mikirin yang nan jauh di sana, hingga ibarat Planet Mars dipikir, tapi tetangga kelaparan hingga tidak tahu.
Ilmu hikmahnya, mereka bisa bermanfaat nyata karena melihat kenyataan yang ada di sekitar mata diberi solusi konkret. Mereka bisa kompetitif, karena mau inovatif. Mereka bisa berbagi karena dapatnya lebih dan bersekutu kebaikan/berjemaah jadi paguyuban.
Mereka membagi kebaikan karena konsisten dijalankan secara linier ruasnya. Di antaranya : niat, pikiran, perkataan dan perbuatan. Tidak cukup hanya berhenti pada beberapa ruas saja. Perubahan terjadi karena tindakan nyata, bukan wacana.
Kawula Muda.
Selamat berbuat baik agar jadi khotbah terbaik.
Salam Inovasi 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630
FOLLOW THE Majalah CEO AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow Majalah CEO on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram