Selasa, 02 Agustus 2022

Kesedihan Kelompok Tani Pasca Banjir Bandang Cidurian,Perlu Bantuan Pemkab Bogor

Kesedihan Kelompok Tani Pasca Banjir Bandang Cidurian,Perlu Bantuan Pemkab Bogor




MAJALAHCEO.COM | Bogor- Pasca banjir bandang yang pernah terjadi di aliran sungai Cidurian pada awal tahun 2020. Nyatanya masih saja menyimpan kesedihan yang amat mendalam.


Kesedihan kali ini datang dari Kelompok Tani Sangkuriang yang sering mengalami gagal panen akibat kekurangan pasokan air dari sungai Cidurian. Hal tersebut dikarenakan saluran air yang mengalir ke Bendungan Sendung tertutup bebatuan dan pasir.


Seperti dikatakan Ketua Kelompok Tani Sangkuriang Yudi Murnawan 

sudah sering bergotong-royong 

membuka sodetan agar air bisa mengalir ke Bendungan Sendung.


"Kita sih sudah sering sebenarnya, mungkin sudah 2 tahun, selama ini kita hanya perawatan saja, sempat ada bantuan dari UPT Jasinga dan 

Yayasan Asefurohim menurunkan 

alat berat berupa beko kecil, tetapi 

belum maksimal sih," kata Yudi kepada wartawan di lokasi, Sabtu (30/7/2022).


Selain itu, kegiatan gotong-royong ini dilakukan seminggu sekali secara swadaya dan dibantu oleh Desa dan Yayasan.


"Seminggu sekali, swadaya dari kelompok, kemudian kita dibantu dari Desa Setu sama Yayasan Asefurohim," kata Yudi menambahkan.


Sementara Yudi meminta agar Bendungan Sendung segera dinormalisasi.


"Betul, Bendungan Sendung ini harus segera dinormalisasi karena  bendungan irigasi ini mencakup 5 Desa dan 2 Kecamatan," sebutnya.


Yudi menjelaskan, Desa Argapura masuk Kecamatan Cigudeg, sedangkan Desa Setu, Sipak, Jasinga dan Kalongsawah masuk Kecamatan Jasinga.


Lanjut Yudi, berdasarkan catatan yang ditulis oleh Belanda, Sendung ini mengalir 610 Hektar yang teraliri dari Sendung ini.


"Belanda menulisnya 610 Hektar yang teraliri dari Sendung ini, cuman baru lihat sekarang tuh ada sekitar 500 hektar lebih ya. Menurutnya, dari segi petani, jelas kita membutuhkan (air), kita sangat terganggu kalau tidak ada airnya," jelasnya.


Kemudian dari mitigasi bencana pun kalau ini dibiarkan terus akan terjadi banjir bandang lagi, seperti tahun - tahuan sebelumnya itu.


Terakhir, Yudi menyampaikan berbicara kerugian, dirinya bersama  dengan kelompok sering mengalami kerugian. 


"Sering pak, sering, kalau kerugian nominal saya kurang begitu paham juga karena aga luas. Secara materi  petani dirugikan," kata Yudi mengakhiri.

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved