Kamis, 16 Juni 2022

Teknologi Terus Bekembang Pesat, Niken: “Ini Era Baru Dunia Penyiaran”

Teknologi Terus Bekembang Pesat, Niken: “Ini Era Baru Dunia Penyiaran”



Jakarta, MAJALAHCEO.COM - Staf Khusus Menteri Kominfo, Rosarita Niken Widiastuti menjelaskan, menuju proses penghentian secara total TV Analog pada awal November mendatang, pemerintah terus berupaya melakukan monitoring atau pemantauan dan koordinasi dengan berbagai pihak, agar pelaksanaan program Analog Switch Off (ASO) berdampak minimal di masa transisi ini.

“Kami bekerja dalam satu koordinasi yang baik agar jika ada masalah di lapangan segera dapat diatasi, termasuk dengan distribusi Set Top Box (STB)-nya. Kominfo memonitor dari waktu ke waktu secara intensif,” kata Nikin saat menjadi keynote speak pada Webinar Bimbingan Teknis Televisi Digital bertema: Penggunaan Penerapan Perangkat TV Digital dan Set Top Box Dalam Menghadapi Pelaksanaan ASO”, di Propinsi Aceh, secara virtual, Kamis (16/6).

Dikatakannya, ini era baru dunia penyiaran. Teknologi terus bekembang pesat. Dulu saat teknologi tv hitam putih jadi tv warna, tidak menjadi masalah. Padahal untuk beralih ke tv warna, pemiliknya harus mengganti tv.

“Nah, sekarang dari analog ke digital, kita tidak perlu mengganti tv. Cukup menambahkan satu alat yang namanya set top box. Harusnya tidak masalah. Ayo kita pasti bisa,” ujarnya memotivasi.

Untuk itu, Niken kembali mengimbau khususnya kepada masyarakat yang akan membeli STB untuk teliti dan memilih STB ataupun TV digital, yang telah mengantongi sertifikat Kominfo.

“Saya mengimbau masyarakat yang tidak termasuk dalam list memperoleh bantuan STB, untuk memilikinya secara mandiri dengan memastikan bahwa STB bersertifikat, yang sudah lulus Uji Laik Operasi atau ULO,” ujar Niken.

Dalam kesempatan itu, Niken juga kembali menjelaskan berbagai hal terkait migrasi (peralihan) dari TV analog ke TV digital, yang pada intinya sebagai bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang penyiaran, yang berdampak kepada penguatan dan atau peningkatan perekonomian masyarakat.

“Intinya, banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan ada ASO ini. Pun dengan ASO akan membuka peluang usaha bagi masyarakat terutama yang bergerak di bidang konten kreator,” sebut Niken.

Sementara Komisi Penyiaran Indonesia yang dalam hal ini disampaikan oleh Koordinator Bidang Pengawasan Isi Siaran (PIS) Komisi Penyiaran Indonesia Aceh (KPIA), Ahyar, memastikan Provinsi Aceh telah siap melaksanakan ASO.

“Kabupaten kota di Provinsi Aceh yang masuk kawasan ASO siap melaksanakan penghentian secara total siaran TV analog dan bermigrasi ke siaran TV digital. Insya Allah, Aceh sudah siap kalau diberlakukan ASO,” tegasnya.

Ahyar bahkan meminta Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), agar segera melaksanakan pemberlakuan ASO tanpa harus menunggu pendistribusian STB. “Kalau boleh kami meminta agar pemerintah melalui Kominfo segera menghentikan siaran TV analog, tanpa harus menunggu persentase distribusi STB untuk masyarakat miskin,” katanya.

Karena, menurut Ahyar, janji pemberian bantuan STB gratis bagi masyarakat atau Rumah Tangga Miskin (RTM), malah akan memunculkan polemik dan akan menjadi kendal bagi ASO.

“Jadi tidak perlu menunggu tercapai hingga sekian persen capaian pendistribusian STB oleh penyelenggara Mux (Multiplexing) baru Aso dilaksanakan, karena harga STB itu tidak seberapa hampir sama dengan harga boster TV analog. Masyarakat kalau sudah bisa membeli televisi pastinya sudah mampu untuk membeli boster atau STB,” ujarnya.

Pada bagian lain, masih di Webinar Webinar Bimtek Televisi Digital Propinsi Aceh, secara virtual tersebut, Ganeral Manager PT Stella Satindo, Adrian Sidharta menjelaskan tentang produk STB perusahaannya.

Menurutnya, STB Matrix yang sudah tersertifikasi Kominfo, dilengkapi dengan DVB-T2 yang mengatur system dalam mentransmisikan audio terkompresi digital, video, dan data lainnya sehingga system ini dapat membawa saluran HDTV pada siaran TV teristial.

“DVB-T2 adalah teknologi standar penyiaran televisi digital terestrial yang merupakan pengembangan dari standar DVB-T awal,” jelasnya.

Dijelaskannya, Matrix aple DVB-T2 merupakan alat penerima siaran digital keluaran dari brand Matrix. STB Matrix ini dapat menangkap siaran digital di seluruh Indonesia. Dengan kapasitas memori 512 Mb dan flash 8Mb, STB ini memiliki berbagai macam speature seperti PVR, MP3, Picture, video resolusi hingga 1080 full HD, IPTV setelah memiliki kelengkapan standar Postel dan Early Warning System (EWS): Pemberitahuan dini jika terjadi bencana alam berdasarkan KodePos.

“Produk kami juga dilengkapi build in booster yang memungkinkan jaminan kualitas HD dan ketabilan penerimaan siaran. Ini merupakan solusi dalam mengatasi berbagai masalah signal yang lemah, kualitas gambag blur dan pencarian channel yang bermasalah,” ujarnya.

Beberapa pembicara lain yang hadir dalam bimtek yang dimoderatori Komisioner KPIA Masriyadi tersebut, antara lain Content Creator YouTube Armadiyanto. Turut hadir pada zoom untuk memberikan sambutan, Tengku Farid dari Dinas Kominfo dan Sandi Provinsi Aceh serta perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Aceh.

Sebagaimana diketahui, pemerintah memastikan akan menghentikan secara total siaran TV analog pada 2 November 2022. Penghentian ini sudah dimulai pada 30 April 2022 sebagai tahapan pertama. Peralihan siaran televisi dari TV analog ke TV digital ini, dilakukan secara intensif secara bertahap di seluruh wilayah negara kesatuan Republik Indonesia. (CEO/wilson)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved