Selasa, 27 Juni 2023

PROSESI MENJADI PEBISNIS

PROSESI MENJADI PEBISNIS


 

Sumber : https://wayansupadno.com/2023/06/27/prosesi-menjadi-pebisnis/


_Ilmu hikmah_



Wayan Supadno.



Empiris.

" Kawula muda, berikut ini pengalaman saya pribadi saat mengawali bisnis tahun 1995 sambil dinas militer. Juga saat mau ekspansi bisnis produktif, langkah - langkah yang biasa saya tempuh. Semoga bisa jadi referensi. Anda jadi pengusaha yang bermanfaat dan humanis. Awali melangkah sekarang juga. "


Untuk menjadi pebisnis/pengusaha/praktisi bukan pekerjaan mudah. Itulah sebabnya di Indonesia hanya 3,41% dari jumlah penduduk 273,5 juta jiwa. (Kemenkop UKM). Hanya setara 9,3 jutaan orang saja. Sungguh sedikit sekali. 


Itu pun banyak yang meragukan validitas data tersebut. Karena pengangguran harusnya terserap juga masih banyak dan pendapatan per kapita masih rendah serta PKP (pengusaha kena pajak) jumlahnya juga tidak banyak, padahal inilah sebagai indikator utamanya. 


Karena teramat sulitnya, jumlah startup (perintis usaha/pengusaha pemula) jumlah 2.400 orang, mengalahkan Jerman dan Perancis terbanyak ke 6 di dunia, tapi 99% gagal bangkrut. Dengan berbagai macam sebab, tergantung pengamat dan yang membuat kajiannya. 


Perguruan tinggi juga sudah berulang kali didesak oleh pemerintah dan masyarakat luas, agar melahirkan pengusaha guna meminimalkan pengangguran dan kemiskinan, tetap juga jumlah pengusaha Indonesia tidak kunjung naik. Artinya memang teramat sangat sulit.


Berdasarkan pengalaman saya pribadi, bagaimana proses langkah - langkahnya ?


1. Lepas Belenggu Diri.


Ini biasanya yang menjadikan suka menunda - nunda rencana memulai bisnis/usaha. Hingga rencananya berulang tahun berkali - kali belum di mulai juga. Hingga " HUT Ke - 17 RENCANA BISNIS " . Hanya dipikirkan saja, tanpa dimulai. Lalu hasilnya hanya " kepikiran " saja.


Contoh belenggu diri ;


1. Saya bukan keturunan pengusaha.

2. Saya tidak punya modal seperti pengusaha.

3. Saya bukan sarjana manajemen bisnis atau sarjana lainnya.

4. Saya tidak berbakat jadi pengusaha. 

5. Saya anak orang miskin bahkan transmigran.

6. Saya tidak punya waktu.


Masih banyak lagi alasan jadi " Belenggu Diri " lalu tidak bisa memulai bisnis. Tapi " sangat ingin " jadi pengusaha. Agar bisa merekrut banyak pengangguran. Bisa menampung produk masyarakat diolah jadi bahan bernilai tinggi lalu diekspor agar harga naik lalu kesejahteraan masyarakat juga naik.


2. Konsisten Terus Dipikirkan, Dibicarakan dan Dipraktikkan.


Karena saya tahu sebab utamanya berhenti pada dipikirkan dan dibicarakan saja. Tanpa dipraktikkan. Maka itu pula yang harus dilawan masalahnya. Dipraktikkan pada " kesempatan pertama " jangan ditunda lagi. Kuasai diri agar bisa terus praktik dan praktik. Titik.


Contoh.

Mau investasi Jeruk Madu Chokun tahun 2013. Bekali diri baca buku jeruk secara serius. Datang ke Balitjestro Balitbangtan Malang. Tanya ke para Ahli Jeruk. Sekarang mau investasi unggas, mengajak tim ke Balitnak cari ilmu unggas ke para Ahli Unggas. Tiada hari tanpa baca dan lihat video di youtube hal unggas.


Dari dua hal di atas. Maka akan jadi pemicu maju. Tidak peduli bukan keturunan pengusaha. Tidak peduli bukan sarjana peternakan atau sarjana agronomi. Tidak peduli dana belum banyak. Yang penting cepat tepat mempraktikkan. Sebelum basi atau rencana bisnis berulang tahun.


Yang penting niat baik. Ikhlas. Siap apapun yang terjadi. Melangkah " seikhlas hati dan sekuat kaki ". Jika otak pintar hal jeruk dan unggas tidak punya, maka saya merekrut atau kerja sama kepada para orang pintar pada bidang tersebut. Tidak punya waktu, tenaga, skill dan lainnya. Juga kerja sama dengan yang punya tenaga, waktu, pikiran dan skill.



Salam 🇮🇩

Wayan Supadno

Pak Tani

HP 081586580630



Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 Majalah CEO | All Right Reserved