Sabtu, 17 Mei 2025

Demokrasi Kopi Partisipasi Masyarakat, Wacana Kertas atau Realita Lapangan?

Demokrasi Kopi Partisipasi Masyarakat, Wacana Kertas atau Realita Lapangan?

 

Oleh : Dian H

MAJALAHCEO.COM,JAKARTA, _ Demokrasi di Indonesia seringkali hanya tinggal wacana di atas kertas. Rapat-rapat dan keinginan untuk dihormati tak cukup untuk mewujudkan demokrasi yang substansial. Realitasnya, "banyak kaki tapi tak ada real lapangan" – kekuasaan terpusat di tangan segelintir elit yang lebih mementingkan kepentingan pribadi dan popularitas daripada kesejahteraan rakyat. "Demokrasi kopi", walaupun mencerminkan partisipasi masyarakat dalam diskusi publik, tetaplah tak cukup untuk menjamin demokrasi yang efektif dan berkelanjutan.


Demokrasi sejati membutuhkan partisipasi aktif warga negara dalam pemilu, pengambilan keputusan publik, dan pengawasan pemerintah. Transparansi dan akuntabilitas pemerintah, perlindungan hak asasi manusia, keadilan dan kesetaraan hukum, serta lembaga-lembaga demokrasi yang kuat dan independen, merupakan pilar-pilar yang tak bisa diabaikan. Tanpa itu semua, demokrasi hanyalah mimpi.


Namun, di tengah realitas tersebut, muncul pula inisiatif positif dari masyarakat sipil. Sebagai contoh, kampanye "Waspada! Tolak Calo Sekolah Negeri" menunjukkan upaya untuk memperjuangkan transparansi dalam penerimaan murid baru di sekolah negeri dan menolak praktik-praktik calo yang merugikan. Inisiatif seperti ini patut diapresiasi sebagai bentuk partisipasi aktif warga negara dalam mengawasi dan memperbaiki sistem.


Ironisnya, gerakan-gerakan masyarakat yang mulia ini terkadang ternodai oleh kepentingan pribadi atau politik. Niat baik untuk memperjuangkan transparansi dalam pendidikan bisa menjadi bumerang jika dibajak untuk kepentingan tertentu. Ini menunjukkan betapa rapuhnya demokrasi jika tidak dibarengi dengan integritas dan niat tulus dari semua pihak.


Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar retorika. Kita butuh aksi nyata, partisipasi yang bertanggung jawab, dan kepemimpinan yang berintegritas untuk mewujudkan demokrasi yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat. Jangan sampai demokrasi hanya menjadi panggung sandiwara bagi para elit, tetapi menjadi wadah bagi seluruh rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri.


(DN)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2019 MAJALAH CEO | All Right Reserved